Gw : " Ibu, buat apa sich kita mempelajari bab
ini ?"
Guru : " ohh untuk ngasah otak aja"
Gw : *Cuma bisa tersenyum miris*
Bagi yang pernah atau sedang mengunyah pendidikan,
pernah ngak mengalami hal tersebut ? Atau yaa.... setidaknya berfikir " buat
apa sih belajar ini dan itu? Gunanya aja gw gak tau. Emang dimasa depan nanti
akan gw pakek gitu?" Atau yang sedikit lebih ekstrim seperti "
gw mau masuk sistem informasi. Kenapa tesnya pakek ada pelajAran kimia segala
?"
LUCU BANGET NGAK SIH.............?
Menurut gw ni ya, secara sistemik, penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah cukup baik, terlepas dari PR lama
pemerintah tentang kualitas pendidikan di daerah-daerah pelosok negeri ini.
Tapi secara moral terdapat kekurangan yang sangat besar dalam
penyelenggaraannya. Kali ini gw hanya bisa menyoroti tingkat pendidikan yang
pernah gw lalui yaitu, tingkat SD, SMP, SMK dan untuk tingkat universitas gw
belum bisa mengomentari karena belum merasakan sistemnya secara utuh.
Terdapat dua poin penting yang menjadi kekurangan
sestem pendidikan Indonesia saat ini. Pertama masih rendahnya rasa cinta
terhadap Ilmu Pengetahuan yang para pelajar Indonesia miliki. Kedua rasa ingin
tau yang memicu mereka untuk mengeksplorasi Ilmu Pengetahuan lebih dalam juga
masih rendah. Kenapa bisa begitu ? Penyebabnya adalah verbalisme yang terdapat
pada sistem pendidikan kita saat ini.
Pendidikan yang terselenggara di Indonesia lebih
mengedepankan hapalan dan bukannya pemahaman, menyukai formulasi bukannya
substansi. Lebih mengagungkan prestasi belajar bukan tradisi ilmiah. Hal inilah
yang oleh para pakar pendidikan disebut verbalisme dalam pendidikan. Yaitu
" Statement of meaning, the student seen like learn but he does not
learn" Pernyataan kosong dari makna, kelihatannya siswa belajar mata
pelajaran tetapi sebenarnya mereka tidak belajar (witherington & burton,
1986:97).
Hal tersebut menyebabkan para pelajar di Indonesia ini
lebih mementingkan nilai dibandingkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi, tidak
aneh bila saat ini banyak pelajar Indonesia hafal suatu rumus tapi tidak pernah
tau apa aplikasinya, mereka juga hafal nama para sastrawan dan karyanya tetapi
tidak pernah membaca karya sastra apalagi apa lagi mengapresiasinya. Mereka
tahu bagaimana mengkonversi suatu derajat Farenhait Ke
derajat Celcius tetapi tidak pernah tau bagaimana cara
menggunakan Thermometer. Mereka tau istilah fotosintesis tapi tisak
npernah mengamatinya, mereka hafal tanggal-tanggal bersejarah, mereka tahu
tentang reboisasi tapi tak pernah sekalipun belajar menanam pohon dan
merawatnya. Kalau SDM-nya begitu, bagaimana Indonesia mau maju ?.
Yang bangsa ini butuhkan bukanlah pelajaran- pelajaran
pintar. Yaitu pelajar-pelajar yang secar akademis memiliki nialai yang baik.
Yang kita butuhkan adalah pelajar-pelajar yang merupakan bibit dari para
pembelajar dan para ilmuan Pembelajar......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar