Sabtu, 08 Oktober 2016

Tafsir Surat Ar-Ra'du ayat 11, Surat Al-Hijr ayat 8, 28-31 dalam Tafsir Ibnu Katsir dan tafsir An-Nur

Surat Ar-Ra’du ayat 11 
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ 
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٞ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ سُوٓءٗا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ ١١ 
11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
 
TAFSIR
 
Firman Allah Swt.: 
{لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ} 
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (Ar-Ra'd: 11) 

Artinya, ada malaikat-malaikat yang selalu menjaga hamba Allah secara bergiliran, ada yang di malam hari, ada pula yang di siang hari untuk menjaganya dari hal-hal yang buruk dan kecelakaan-kecelakaan. 
Sebagaimana bergiliran pula kepadanya malaikat-malaikat lainnya yang bertugas mencatat semua amal baik dan amal buruknya; mereka menjaganya secara bergiliran, ada yang di malam hari, ada yang di siang hari —yaitu di sebelah kanan dan sebelah kirinya— bertugas mencatat semua amal perbuatan hamba yang bersangkutan. Malaikat yang ada di sebelah kanannya mencatat amal-amal baiknya, sedangkan yang ada di sebelah kirinya mencatat amal-amal buruknya. 

Selain dari itu ada dua malaikat lain lagi yang bertugas menjaga dan memeliharanya; yang satu ada di belakangnya, yang lain ada di depan. Dengan demikian, seorang hamba dijaga oleh empat malaikat di siang harinya, dan empat malaikat lagi di malam harinya secara bergantian, yaitu malaikat yang menjaga dan yang mencatat, seperti yang disebutkan di dalam hadis sahih: 

"يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ، وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ، فَيَصْعَدُ إِلَيْهِ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بكم: كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي؟ فَيَقُولُونَ: أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ، وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ" 

Malaikat-malaikat di malam hari dan malaikat-malaikat di siang hari silih berganti menjaga kalian, dan mereka berkumpul di waktu salat Subuh dan salat Asar. Maka naiklah para malaikat yang menjaga kalian di malam hari, lalu Tuhan Yang Maha Mengetahui keadaan kalian menanyai mereka, "Dalam keadaan apakah kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka (para malaikat malam hari)menjawab, "Kami datangi mereka sedang mereka dalam keadaan salat dan kami tinggalkan mereka sedang mereka dalam keadaan salat." 
Di dalam hadis lain disebutkan: 
"إِنَّ مَعَكُمْ مَنْ لَا يُفَارِقَكُمْ إِلَّا عِنْدَ الْخَلَاءِ وَعِنْدَ الْجِمَاعِ، فَاسْتَحْيُوهُمْ وَأَكْرِمُوهُمْ" 

Sesungguhnya bersama kalian selalu ada malaikat-malaikat yang tidak pernah berpisah dengan kalian, terkecuali di saat kalian sedang berada di kakus dan ketika kalian sedang bersetubuh, maka malulah kalian kepada mereka dan hormatilah mereka. 

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah (Ar-Ra'd: 11) Yang bergiliran dari Allah adalah para malaikat-Nya. 
Ikrimah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: mereka menjaganya atas perintah Allah. (Ar-Ra'd: 11) Para malaikat itu ditugaskan untuk menjaganya di depan dan di belakangnya. Apabila takdir Allah telah memutuskan sesuatu terhadap hamba yang bersangkutan, maka para malaikat itu menjauh darinya. 

Mujahid mengatakan bahwa tiada seorang hamba pun melainkan ada malaikat yang ditugaskan untuk menjaganya di saat ia tidur dan di saat ia terbangun, yakni menjaganya dari kejahatan jin, manusia, dan hewan buas. Tiada sesuatu pun dari makhluk itu yang datang kepada hamba yang bersangkutan dengan tujuan untuk memudaratkannya, melainkan malaikat penjaga itu berkata kepadanya, "Pergilah ke belakangmu!" Kecuali apabila ada sesuatu yang ditakdirkan oleh Allah, maka barulah dapat mengenainya. 
As-Sauri telah meriwayatkan dari Habib ibnu Abu Sabit, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya. (Ar-Ra'd: 11) 

Bahwa yang dimaksud adalah seorang raja dari kalangan para raja di dunia ini, ia mempunyai penjagaan yang berlapis-lapis di sekelilingnya. 

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya. (Ar-Ra'd: 11) Yakni pejabat yang diangkat oleh sultan selalu dikawal oleh penjaga. 

Sehubungan dengan tafsir ayat ini Ikrimah mengatakan bahwa mereka adalah para amir yang dikawal oleh para penjaga di depan dan di belakangnya. Ad-Dahhak mengatakan, yang dimaksud adalah sultan (penguasa) yang dijaga atas perintah Allah, padahal penguasa-penguasa itu adalah orang-orang musyrik. 
Makna lahiriah ayat ini —hanya Allah yang lebih mengetahui— bahwa yang dimaksud oleh Ibnu Abbas, Ikrimah, dan Ad-Dahhak dalam ungkapannya masing-masing menunjukkan bahwa penjagaan para malaikat kepada setiap hamba Allah menyerupai penjagaan para pengawal kepada raja dan amir mereka. 
Imam Abu Ja'far ibnu Jarir sehubungan dengan hal ini telah meriwayatkan sebuah hadis garib. Ia mengatakan: 

حَدَّثَنِي الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ السَّلَامِ بْنِ صَالِحٍ الْقُشَيْرِيُّ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ جَرِيرٍ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ كِنَانَةَ الْعَدَوِيِّ قَالَ: دَخَلَ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنِي عَنِ الْعَبْدِ، كَمْ مَعَهُ مَنْ مَلَكٍ ؟ فَقَالَ: "مَلَكٌ عَلَى يَمِينِكَ عَلَى حَسَنَاتِكَ، وَهُوَ آمِرٌ عَلَى الَّذِي عَلَى الشِّمَالِ، إِذَا عَمِلْتَ حَسَنَةً كُتِبَتْ عَشْرًا، فَإِذَا عَمِلْتَ سَيِّئَةً قَالَ الَّذِي عَلَى الشِّمَالِ لِلَّذِي عَلَى الْيَمِينِ: أَكْتُبُ؟ قَالَ: لَا لَعَلَّهُ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَيَتُوبُ. فَإِذَا قَالَ ثلاثا قال: نَعَمْ، اكْتُبْ أَرَاحَنَا اللَّهُ مِنْهُ، فَبِئْسَ الْقَرِينُ. مَا أَقَلَّ مُرَاقَبَتَهُ لِلَّهِ وَأَقَلَّ اسْتِحْيَاءَهُ مِنَّا". يَقُولُ اللَّهُ: {مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ} [ق: 18] وَمَلَكَانِ مِنْ بَيْنِ يَدَيْكَ وَمَنْ خَلْفِكَ، يَقُولُ اللَّهُ: {لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ} وَمَلَكٌ قَابِضٌ عَلَى نَاصِيَتِكَ، فَإِذَا تَوَاضَعْتَ لِلَّهِ رَفَعَكَ، وَإِذَا تَجَبَّرْتَ عَلَى اللَّهِ قَصَمَكَ، وَمَلَكَانِ عَلَى شَفَتَيْكَ، لَيْسَ يَحْفَظَانِ عَلَيْكَ إِلَّا الصَّلَاةَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَلَكٌ قَائِمٌ عَلَى فِيكَ لَا يَدَع الْحَيَّةَ أَنَّ تَدَخُلَ فِي فِيكَ، وَمَلَكَانِ عَلَى عَيْنَيْكَ فَهَؤُلَاءِ عَشْرَةُ أَمْلَاكٍ عَلَى كُلِّ آدَمِيٍّ يَنْزِلُونَ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ عَلَى مَلَائِكَةِ النَّهَارِ؛ لِأَنَّ مَلَائِكَةَ اللَّيْلِ سِوَى مَلَائِكَةِ النَّهَارِ، فَهَؤُلَاءِ عِشْرُونَ مَلَكًا عَلَى كُلِّ آدَمِيٍّ وَإِبْلِيسُ بِالنَّهَارِ وَوَلَدُهُ بِاللَّيْلِ" 

telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Abdus Salam ibnu Saleh Al-Qusyairi, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Jarir. dari Hammad ibnu Salamah, dari Abdul Humaid ibnu Ja'far, dari Kinanah Al-Adawi yang mengatakan bahwa Usman ibnu Affan masuk ke dalam rumah Rasulullah Saw., lalu ia bertanya, "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang seorang hamba, ada berapa malaikatkah yang selalu menyertainya?" Rasulullah Saw. bersabda, "Seorang malaikat berada di sebelah kananmu yang mencatat amal baikmu, ia adalah kepala (pemimpin) dari malaikat yang ada di sebelah kirimu. Apabila kamu melakukan suatu kebaikan, maka dicatatkan sepuluh kebaikan; dan apabila kamu mengerjakan suatu keburukan (dosa), maka malaikat yang ada di sebelah kirimu berkata kepada malaikat yang ada di sebelah kananmu, ' Bolehkah aku mencatatnya?' Malaikat yang di sebelah kanan menjawab, 'Jangan, barangkali dia memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.' Malaikat yang ada di sebelah kiri meminta izin kepada yang ada di sebelah kanan sebanyak tiga kali. Dan apabila dia telah meminta izin sebanyak tiga kali, maka barulah malaikat yang di sebelah kanan berkata, 'Catatlah, semoga Allah membebaskan kita darinya. Seburuk-buruk orang yang kita temani adalah orang yang sedikit perasaan muraqabah-nya (diawasi oleh Allah) dan sedikit malunya terhadap kita.' Allah Swt. berfirman: 'Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. '(Qaf: 18) Ada dua malaikat lagi, yang seorang berada di hadapanmu, dan yang seorang lagi berada di belakangmu. Allah Swt. berfirman: 'Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya.' (Ar-Ra'd: 11), hingga akhir ayat. Ada malaikat yang memegang ubun-ubunmu. Apabila kamu merendahkan diri karena Allah, maka malaikat itu mengangkatmu; dan apabila kamu berlaku congkak, maka malaikat itu membenamkanmu. Ada dua malaikat yang berada di kedua bibirmu, keduanya tidak menjagamu selain bila kamu membaca salawat untuk Nabi Muhammad Saw. Dan seorang malaikat yang menjaga mulutmu, dia tidak akan membiarkan mulutmu dimasuki oleh ular. Dan dua malaikat lagi yang ada di kedua matamu, seluruhnya ada sepuluh malaikat untuk tiap-tiap manusia. Malaikat-malaikat yang bertugas di malam hari turun untuk menggantikan malaikat-malaikat yang bertugas di siang hari, karena malaikat malam hari lain dengan malaikat siang hari, mereka berjumlah dua puluh malaikat untuk setiap manusia. Sedangkan iblis bekerja di siang hari dan anaknya bekerja di malam hari." 

Imam Ahmad rahimahullah mengatakan: 
حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي مَنْصُورٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ وَقَرِينُهُ مِنَ الْمَلَائِكَةِ". قَالُوا: وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: "وَإِيَّايَ، وَلَكِنْ أَعَانَنِي اللَّهُ عَلَيْهِ (4) فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ". 

telah menceritakan kepada kami Aswad ibnu Amir, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepadaku Mansur, dari Salim ibnu Abul Ja'd, dari ayahnya, dari Abdullah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Tiada seorang pun di antara kalian melainkan telah ditugaskan untuk menemaninya teman dari jin dan teman dari malaikat.” Mereka bertanya, "Juga engkau, wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw. menjawab, "Juga diriku ini, tetapi Allah menolongku terhadap gangguannya. Karena itu, tiadalah menganjurkan kepadaku kecuali hanya kebaikan belaka.” 
Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim secara munfarid (menyendiri). 

Firman Allah Swt.: 
{يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ} 
mereka menjaganya atas perintah Allah.(Ar-Ra'd: 11) 

Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah mereka menjaganya atas perintah dari Allah Swt. Demikianlah menurut riwayat Ali ibnu Abu Talhah dan lain-lainnya, dari Ibnu Abbas. Pendapat ini dipegang oleh Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Ibrahim An-Nakha'i, dan lain-lainnya. 

Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka menjaganya atas perintah Allah. (Ar-Ra'd: 11) Menurut sebagian qiraat, ada yang membacanya dengan bacaan berikut:Yahfazunahubiamrillah, yakni mereka menjaganya dengan perintah Allah.' 

Ka'bul Ahbar mengatakan, "Seandainya tampak bagi anak Adam semua kemudahan dan semua kesulitan, tentulah ia akan melihat segala sesuatu dari hal tersebut sebagai sesuatu yang meyakinkannya. Sekiranya Allah tidak menugaskan malaikat-malaikat untuk menjaga kalian dalam makanan, minuman, serta aurat kalian, niscaya kalian akan binasa." 

Abu Umamah mengatakan bahwa tiada seorang anak Adam pun melainkan ditemani oleh malaikat yang menjaganya hingga ia menyerahkannya kepada apa yang telah ditakdirkan bagi anak Adam yang bersangkutan. 

Abu Mijlaz mengatakan bahwa seorang lelaki dari Bani Murad datang kepada Ali r.a. yang sedang salat, lalu lelaki itu berkata, "Hati-hatilah engkau, karena sesungguhnya ada sejumlah orang dari Bani Murad yang ingin membunuhmu." Maka Ali r.a. menjawab, "Sesungguhnya setiap orang lelaki selalu ditemani oleh dua malaikat yang menjaganya dari hal-hal yang tidak ditakdirkan untuknya. Apabila takdir telah datang untuknya, maka kedua malaikat itu menjauh darinya. Sesungguhnya ajal itu adalah benteng yang sangat kuat." Sebagian ulama tafsir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:mereka menjaganya atas perintah Allah.(Ar-Ra'd: 11) Yakni berdasarkan perintah dari Allah Swt.  

(Baginya) manusia (ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran) para malaikat yang bertugas mengawasinya (di muka) di hadapannya (dan di belakangnya) dari belakangnya (mereka menjaganya atas perintah Allah)berdasarkan perintah Allah, dari gangguan jin dan makhluk-makhluk yanglainnya. (Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum) artinya Dia tidak mencabut dari mereka nikmat-Nya (sehingga mereka mengubahkeadaan yang ada pada diri mereka sendiri) dari keadaan yang baik dengan melakukan perbuatan durhaka. (Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum) yakni menimpakan azab (maka tak ada yang dapat menolaknya) dari siksaan-siksaan tersebut dan pula dari hal-hal lainnya yang telah dipastikan-Nya (dan sekali-kali tak ada bagi mereka) bagi orang-orang yang telah dikehendaki keburukan oleh Allah (selain Dia) selain Allah sendiri(seorang penolong pun) yang dapat mencegah datangnya azab Allah terhadap mereka. Huruf min di sini adalah zaidah. 

Surat Al-Hijr ayat 8 
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ 
مَا نُنَزِّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةَ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ وَمَا كَانُوٓاْ إِذٗا مُّنظَرِينَ ٨ 
8. Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh 

TAFSIR

Dan dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya: 
مَا نُنزلُ الْمَلائِكَةَ إِلا بِالْحَقِّ وَمَا كَانُوا إِذًا مُنْظَرِينَ 
Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh. (Al-Hijr: 8) 

Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar. (Al-Hijr: 8) untuk membawa risalah dan azab. 

Sesungguhnya Allah tidak menurunkan malaikat kecuali dengan benar, untuk mereka relasikan dan laksanakan. Kebeneran ketika didustakan adalah kebinasaan. Mereka berhak memperoleh kebinasaan itu. Hal itu adalah kebenaran yang diturunkan untuk dilaksanakan tanpa ditunda. Allah mengingatkan untuk diri mereka, maka Dia turunkan peringatan (Al-Qur’an) agar mereka renungkan dan menjadikannya petunjuk hidup. Hal ini lebih baikdari turunnya malaikat dengan kebenaran yang terahir jika mereka mengalami 
Kemudian Allah Swt. menetapkan bahwa Dialah yang menurunkan Al-qur'an, dan Dia pulalah yang memeliharanya dari perubahan dan penggantian. Di antara ulama tafsir ada yang merujukkan damir yang ada dalam firman-Nya, "Lahu Lahafizun," kepada Nabi Muhammad Saw., bukan kepada Al-Qur'an. Yakni sama dengan pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya: 
{وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ} 
Allah memelihara kamu dari (gangguan)manusia. (Al-Maidah: 67) 
Tetapi makna yang pertama lebih utama karena bersesuaian dengan makna lahiriah konteks ayat. 

Surat Al-Hijr, ayat 28-31 
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ 
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي خَٰلِقُۢ بَشَرٗا مِّن صَلۡصَٰلٖ مِّنۡ حَمَإٖ مَّسۡنُونٖ ٢٨ فَإِذَا سَوَّيۡتُهُۥ وَنَفَخۡتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُۥ سَٰجِدِينَ ٢٩ فَسَجَدَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ كُلُّهُمۡ أَجۡمَعُونَ ٣٠  إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰٓ أَن يَكُونَ مَعَ ٱلسَّٰجِدِينَ ٣١ 

28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk 
29. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud 
30. Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama 
31. kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu 

TAFSIR 

Dan di ketika tuhanmu berkata kepada malaikat “bahwasanya Aku telah menjadikan manusia dari tanah kering. Tanah yang hitam dan licin (yang sudah dibentuk) Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dengan sebaik baiknya dan Aku tiup kepada-Nya roh-Ku maka tiraplah kamu kepadanya keadaaan kamu bersujud” matidak akan bersujud ka malaikat smuanya bersujud kecuali blis. Dia enggan menjadi seseorang yang bersujud kepada manusia. Allah berfirman: mengapa engkau tidak bersujud beserta orang orang yang sujud’’. Dia menjawab: aku tidak akan bersujud kepada manusia yang engkau ciptatakan dari tanah yang keras yang hitam dan licin. 

Sebutlah wahai Rasul kepada kaummu ketika Allah menerangkan kepada Adam kepada Malaikatnya sebelum Adam itu dijadikan dan dimuliakan dengan menyuruh para Malaikat bersujud kepadanya, dengan firmannya bahwasanya Aku akan menjadikan seorang manusia dari tanah yang keras hitam dan licin. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dengan sebaik baiknya dan Aku tiup kepada-Nya roh-Ku, Aku pun memerintahkan kepada Malikaikat dengan firman-Ku “bersujudlah kamu semua kepadanya, yakni sujud tahiyyah dan takrim, bukan sujud ibadah dan takdis.” Keadaan sujud ini telah dijelaskan dalam surat Al-A’raf. 

Perintah Tuhan ini telah dilaksanakan oleh para Malaikat bersujud kepadanya, dengan serta merta kecuali Iblis. Dia tidak mau bersujud. Oleh karena itu Allah bertanya kepadanya wahai Iblis mengapa kau tidak mau bersujud beserta Orang-orang yang sujud? Iblis menjawab Aku tidak akan bersujud kepada manusia yang bertubuh kasar sedangkan Aku bersifat rohani. Engkau telah menjadikannya dari tanah keras yang hitam dan licinAllah menerangkan dalam firmannya soal jawaban yang terjadi antaranya dengan Iblis 

Dalam bab ini Ibnu Jarir telah meriwayatkan sebuah asar yang garib lagi aneh melalui hadis Syabib ibnu Bisyr, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika Allah telah menciptakan para malaikat, berfirmanlah Dia: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Ku,maka hendaklah kalian bersungkur dengan bersujud kepadanya. (Shad: 71-72) Mereka menjawab, "Kami tidak akan menurut." Maka Allah mengirimkan api kepada mereka dan membakar habis mereka. Kemudian Allah menciptakan malaikat lainnya, dan berfirman kepada mereka seperti firman-Nya yang pertama, tetapi mereka menjawab dengan jawaban yang sama seperti pendahulunya. Maka Allah mengirimkan kepada mereka api yang membakar habis mereka semua. Kemudian Allah menciptakan malaikat yang lain, setelah itu Dia berfirman, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Apabila Aku telah menciptakannya, maka bersujudlah kalian kepadanya!" Tetapi mereka membangkang. Maka Allah mengirimkan api kepada mereka dan membakar habis mereka semuanya. Kemudian Allah menciptakan malaikat lainnya, lalu berfirman kepada mereka, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah, apabila Aku telah menciptakannya, maka bersujudlah kalian kepadanya!" Mereka menjawab, "Kami tunduk dan patuh kepada perintah¬Mu," kecuali iblis, dia termasuk kaum yang kafir seperti para pendahulunya. Akan tetapi, kebenaran asar ini dari Ibnu Abbas masih terlalu jauh dari kebenaran. Jelasnya asar ini berasal dari kisah israiliyat. 

Dari jawaban iblis ini.  Dapatlah kita mengambil kesimpulan, bahwa di antara sifat sifat iblis yang paling nyata ialah takabbur, marah dan tergesah gesah Kebanyakan Ulama berpendapat bahwa kisah ini adalah menerangkat tabiat manusia, Malaikat dan setan. Tuhan menjadikan Malaikat sebagai pengawal segala urusan dibumi, tunduk kepada Adam dan keturunannya. Tuhan menjadikan manusia mempunyai persiapan untuk mengambil mamfaat dari bumi, dengan air, udara,barang tambang, tumbuh tumbuhan, binatang dan lain lain.  Dan sebagian manusia itu dipilih oleh Allah untuk dijadikan Rasul penerima wahyu-Nya dan Allah menjadikan setan sebagai mahluk yang durhakan yang menjadi penggoda bagi manusia Allah jadikan diantara jiwa jiwa Malaikat yang memang diciptakan untuk taat diantara jiwa jiwa jin yang setan setannya dipengaruhi oleh kedurhakaan dan sangat sombong. 

Rabu, 05 Oktober 2016

Masyarakat Perkotaan

BAB I 
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang
           Masyarakat desa dan kota dari dahulu memiliki sesuatu daya tarik untuk diteliti lebih dalam. Banyak aspek-aspek yang menarik perhatian dan hubungan antara desa dan kota tanpa disadari sangat kuat dan penting untuk dipahami secara lebih mendalam. Dari permasalahan-permasalahan dalam masing-masing  masyarakat kelompok urban dan rural mendapatkan perhatian dan memiliki sesuatu yang menarik. 
         Bukan hanya mengenai permasalahan yang ada dalam kedua kelompok tersebut tetapi masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa itu kelompok urban dan kelompok rural. Melihat kenyataan tersebut perlu dibuat sebuah pembahasan yang sistematis yang mampu menjelaskan seperti apa komunitas rural dan urban yang terjadi disekitar masyarakat. 
          Proses-proses terbentuknya masyarakat urban dan rural cukup menarik untuk diamati dan dapat mengetahui bagaimana solusi yang diberikan akibat munculnya kesua kelompok tersebut. 
B. Rumusan Masalah
                  Berdasarkan latar belakang penulisan makalah diatas, dalam keterbatasan masalah di atas adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dinamakan Masyarakat Kota?
2. Ada berapakah ciri-ciri Masyarakat Kota?
3. Bagaimana struktur pemetintahan kabupaten/ kota? 



BAB II 
PEMBAHASAN 

A. Pengertian masyarakat perkotaan
              Kota  adalah  pusat  kehidupan   masyarakat   untuk  berprilaku  dan  mengisi aktivitasnya  dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan profesinya Oleh karena itu beberapa pendapat para ahli mengenai kota Max Weber mengemukkan bahwa kota adalah penghuninya sebahagian besar telah  mampu  memenuhi  kebutuhan  ekonominya  di  pasar  lokal. Menurut  Max Weber ciri Kota adalah adanya pasar, dan sebagai benteng  serta  mempunyai  Sistem  hokum  dan  lain-lain  tersendiri, dan bersifat kosmopolit menyatakan  bahwa  Kota   adalah  Sistem  jaringan  kehidupan  manusia yang ditandai oleh strata sosial ekonomi yang heterogen  serta  corak   matrialistis,  atau  dapat   diartikan  sebagai  benteng budaya  yang  ditimbulkan  oleh  unsur-unsur  alami  dan  non  alami dengan  gejala-gejala  pemutusan  penduduk  yang  cukup  besar   dan corak  kehidupan   yang  bersifat  heterogen  dan  materialistis dibandingkan  dengan  daerah  belakangnya. Menurut  peraturan Menteri  Dalam  Negeri  republic  Indonesia  No.  4/1980  menyatakan bawa   kota  adalah wadah  yang  memiliki  batasan  administrative  wilayah seperti Kota madya dan Kota administrasi. Masyarakat perkotaan memiliki sifat individual, egois, materialistis penuh kemewahan yang dikelilingi oleh gedung-gedung yang tinggi, perkantoran yang   dan  pabrik-pabrik   yang  besar   sehingga    banyak  orang  yang mengasumsikan  bahwa  kota  adalah  tempat    merubah  nasib   untuk mencapai kesuksesan. Dengan demikian di perkotaan terbuka lapangan kerja   dimana   terdapat  banyak kelompok  pegawai,  buruh  maupun pekerja  disektor  informal  (PKL)  Masyarak  tukang  becak,  tukang  sapu jalanan,  pemulung   dan  pengemis.  dan  lain  sebagain ya   Oleh  karena  itu apabila ditelusuri di perkotaan ternyata banyak pemukiman kumuh Secara    sosiologis   pola  hubunga dalam  suatu  kesatuan  masyarakat Industri,  bisnis  dan  wiraswasta   dan  lainnya terjadi  dalam   struktruktur yang  lebih  kompleks.  Sebaliknya  secara  fisik   kota   dinyatakan  melalui gedung-gedung  yang  mewah,  kemacetan  kendaraan  yang cukup  padat, kesibukan  waga,  persaingan  yang  tinggi  serta  polusinya  dan  sebagainya. Masyarakat di perkotaan kehidupannya yang heterogen serta individual dan terjadi persaingan yang tinggi namun sering kali terjadi pertentangan atau konflik Ada asumsi yang menyatakan bahwa masyarakat perkotaan sangat pintar, kreatif dalam berpikir dan bertindak dan mudah menerima perubahan  meskipun   masih  ada masyarakat   yang hidup   dibawah  garis kemiskinan.

B. Ciri- Ciri Masyarakat Kota
             Beberapa ciri-ciri sosial kehidupan masyarakat kota, antara lain: 
1. Pelapisan Sosial Ekonomi
               Perbedaan tingkat pendidikan dan status sosial dapat menimbulkan suatu keadaan yang heterogen. Heterogenitas tersebut dapat berlanjut dan memacu adanya persaingan, lebih-lebih jika penduduk di kota semakin bertamba h banyak dan dengan adanya sekolah-sekolah yang beraneka ragam terjadilah berbagai spesialisasi di bidang keterampilan ataupun di bidang jenis mata pencaharian. 
2. Individualisme
Perbedaan status sosial-ekonomi maupun kultural dapat menimbulkan sifat “individualisme”. Sifat kegotongroyongan yang murni sudah sangat jarang dapat dijumpai di kota. Pergaulan tatap muka secara langsung dan dalam ukuran waktu yang lama sudah jarang terjadi, karena komunikasi lewat telepon sudah menjadi alat penghubung yang bukan lagi merupakan suatu kemewahan. Selain itu karena tingkat pendidikan warga kota sudah cukup tinggi, maka segala persoalan diusahakan diselesaikan secara perorangan atau pribadi, tanpa meminta pertimbangan keluarga lain. 
3. Toleransi Sosial
Kesibukan masing-masing warga kota dalam tempo yang cukup tinggi dapat mengurangi perhatiannya kepada sesamanya. Apabila ini berlebihan maka mereka mampu akan mempunyai sifat acuh tak acuh atau kurang mempunyai toleransi sosial. Di kota masalah ini dapat diatasi dengan adanya lembaga atau yayasan yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan. 
4. Jarak Sosial
Kepadatan penduduk di kota-kota memang pada umumnya dapat dikatakan cukup tinggi. Biasanya sudah melebihi 10.000 orang/km2. Jadi, secara fisik di jalan, di pasar, di toko, di bioskop dan di tempat yang lain warga kota berdekatan tetapi dari segi sosial berjauhan, karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan. 
5. Pelapisan Sosial
Perbedaan status, kepentingan dan situasi kondisi kehidupan kota mempunyai pengaruh terhadap sistem penilaian yang berbeda mengenai gejala-gejala yang timbul di kota. Penilaian dapat didasarkan pada latar belakang ekonomi, pendidikan dan filsafat. Perubahan dan variasi dapat terjadi, karena tidak ada kota yang sama persis struktur dan keadaannya. 
Suatu hal yang perlu ditambahkan sebagai penjelasan ialah pengertian mengenai istilah “neighborhood”. Dalam pengertian “neighborhood” terkandung unsur-unsur fisis dan sosial, karena unsur-unsur tersebut terjalin menjadi satu unit merupakan satu unit tata kehidupan di kota. Unsur-unsurnya antara lain gedung-gedung sekolah, bangunan pertokoan, pasar, daerah-daerah terbuka untuk rekreasi, jalan kereta api, jalan mobil dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut menimbulkan kegiatan dan kesibukan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, sesungguhnya “neighborhood” ini sudah tidak merupakan hal baru bagi kita. Dalam kota terdapat banyak unit atau kelompok “neighborhood”, karena “neighborhood” ini dibatasi oleh beberapa persyaratan tertentu, antara lain: 
Lingkungan ini terbatas pada jarak pencapaian antara seseorang dengan toko atau sekolah, misalnya dapat dilakukan dengan jalan kaki. 
Bila seseorang terpaksa harus memakai kendaraan, maka pekerjaannya tidak perlu melalui lalu lintas yang ramai dan padat.
Dari segi jumlah penduduk, maka satu unit “neighborhood” didiami oleh 5.000 sampai 6.000 orang. Untuk tempat-tempat di Indonesia angka ini tentu tidak akan sama dan mungkin akan menunjukkan angka yang lebih besar. 
Sebuah unit “neighborhood” dapat terbentuk kalau terjadi jalinan dan interaksi sosial diantara warga kota sesamanya. Unit atau kelompok “neighborhood” ini dapat terjadi dengan sendirinya, tetapi dapat juga terjadi dengan suatu perencanaan pembangunan kota, yaitu dengan merencanakan daerah-daerah lingkungan kehidupan yang khusus dan memenuhi persyaratan praktis dan menyenangkan. Bertambahnya penghuni kota baik berasal dari dari penghuni kota maupun dari arus penduduk yang masuk dari luar kota mengakibatkan bertambahnya perumahan-perumahan yang berarti berkurangnya daerah-daerah kosong di dalam kota. Semakin banyaknya anak-anak kota yang menjadi semakin banyak pula diperlukan gedung-gedung sekolah. Bertambah pelajar dan mahasiswa berarti bertambah juga  jumlah sepeda dan kendaraan bermotor roda dua. Toko-toko. Warung makan atau restoran bertambahnya terus sehingga makin mempercepat habisnya tanah-tanah kosong di dalam kota. Kota terpaksa harus diperluas secara bertahap menjauhi kota. 

C. Struktur Masyarakat Perkotaan
1. Segi Demografi
Ekspresi demografi dapat ditemui di kota-kota besar. Kota-kota sebagai pusat perdagangan, pusat pemerintahan dan pusat jasa lainnya menjadi daya tarik bagi penduduk di luar kota. Jenis kelamin dalam hal ini mempunyai arti penting, karena semua kehidupan sosial dipengaruhi oleh proporsi atau perbandingan jenis kelamin. Suatu kenyataan ialah bahwa pada umumnya kota lebih banyak dihuni oleh wanita daripada pria. 
Struktur penduduk kota dari semi umur menunjukkan bahwa mereka lebih banyak tergolong dalam umur produktif. Kemungkinan besar adalah bahwa mereka yang berumur lebih dari 65 tahun atau mereka yang sudah pensiun lebih menyukai kehidupan dan suasana yang lebih tenang. Suasana ini terdapat di daerah-daerah pedesaan atau sub urban 
2. Segi Ekonomi
Struktur kota dari segi ini dapat dilihat dari jenis-jenis mata pencaharian penduduk atau warga kota. Sudah jelas bahwa jenis mata pencaharian penduduk kota adalah di bidang non agraris seperti pekerjaan-pekerjaan di bidang perdagangan, kepegawaian, pengangkutan dan di bidang jasa serta lain-lainnya. Dengan demikian struktur dari segi jenis-jenis mata pencaharian akan mengikuti fungsi dari suatu kota. 
3. Segi Segregasi
Segregasi dapat dianalogkan dengan pemisahan yang dapat menimbulkan berbagai kelompok (clusters), sehingga kita sering mendengar adanya: kompleks perumahan pegawai bank, kompleks perumahan tentara, kompleks pertokoan, kompleks pecinan dan seterusnya. Segregasi ini ditimbulkan karena perbedaan suku, perbedaan pekerjaan, perbedaan strata sosial, perbedaan tingkat pendidikan dan masih beberapa sebab-sebab lainnya, Segregasi menurut mata pencaharian dapat dilihat pada adanya kompleks perumahan pegawai, buruh, industriawan, pedagang dan seterusnya, sedangkan menurut perbedaan strata sosial dapat dilihat adanya kompleks golongan berada. Segregasi ini tidak akan menimbulkan masalah apabila ada saling pengertian, toleransi antara fihak-fihak yang bersangkutan. 
Segregasi ini dapat disengaja dan dapat pula tidak di sengaja. Disengaja dalam hubungannya dengan perencanaan kota misalnya kompleks bank, pasar dan sebagainya. Segregasi yang tidak disengaja terjadi tanpa perencanaan, tetapi akibat dari masuknya arus penduduk dari luar yang memanfaatkan ruang kota, baik dengan ijin maupun yang tidak dengan ijin dari pemerintahan kota. Dalam hal seperti ini dapat terjadi slums. Biasanya slums ini merupakan daerah yang tidak teratur dan bangunan-bangunan yang ada tidak memenuhi persyaratan bangunan dan kesehatan. 
Adanya segregasi juga dapat disebabkan sewa atau harga tanah yang tidak sama. Daerah-daerah dengan harga tanah yang tinggi akan didiami oleh warga kota yang mampu sedangkan daerah dengan tanah yang murah akan didiami oleh swarga kota yang berpenghasilan sedang atau kecil. Apabila ada kompleks yang terdiri dari orang-orang yang sesuku bangsa yang mempunyai kesamaan kultur dan status ekonomi, maka kompleks ini atau clusters semacam ini disebut dengan istilah ”natural areas”. 

Perbaikan Akidah Menurut Ibnu Rusyd: Pemikiran yang Relevan Hingga Kini

 Akidah atau keyakinan adalah hal mendasar yang membentuk identitas spiritual dan pandangan hidup seseorang. Dalam sejarah pemikiran Islam, ...