Minggu, 04 April 2021

JALAN MENIKUNG MEMIMPIN UKPK DI ERA PANDEMI

 

Jalan Menikung Memimpin UKPK di Era Pandemi

Oleh : Jufriyanto

Jufriyantojuev@gmail.com

Saudara, dalam menghadapi COVID-19 tentunya memerlukan kejernihan berpikir dan ketenangan bersikap. Tentunya menghadapi sebuah episode ketidakpastian memang tak semudah yang sedang di angan-angankan sebelum pandemi. Tetapi, semua ini akan menjadi mudah apabila seorang pemimpin memberikan inovasi yang bisa menyesuaikan diri  di era pamdemi. Kepemimpinan benar-benar diuji saat ada krisis. Di masa pandemi COVID-19  akan terlihat pemimpin mana yang betul-betul bisa bekerja, atau yang hanya bisa bicara. Dalam kondisi ini, tentu saja ada bahaya yang mengintai. Tapi, yang tak kalah penting, selalu ada peluang-peluang baru yang bisa dimanfaatkan.

Tidak bisa dipungkiri, tahun 2020 adalah tahun krisis. Sejak berdirinya UKPK, UKM ini sudah mengemban amanah morlaitas keilmuan di kampus untuk selalu menyadarkan mahasiswa agar selalu berpikir kritis dan selalu berupaya menjadi mahasiswa yang bisa mengemban amanah Tri Fungsi-nya dengan baik. Peran seorang pemimpin dalam mewujudkan visi dan misi organisasi secara dejure dan defacto akan selelu mengalami tantangan yang berbeda-beda. Dalam situasi dan kompleksitas masalah di dunia keilmuan dan organisasi di kampus, kepemimpinan periode 2019-2020  tiba-tiba diperparah dengan wabah penyakit corona virus. Efek krisisnya segera kita rasakan saat beberapa agenda dan pengkaderan warga yang tidak maksimal dilaksanakan secaratatap muka. Semua nya harus banting setir ditranformasikan secara online.

Dampak di sektor lain segera menyusul. Berbagai perusahaan besar dan instansi yang beroperasi secara global untuk bekerjasama dengan UKPK menghentikan program kerjasamanya jika tidak berbasis COVID-19 dan banyak kegiatan keilmuan yang akan terganggu. Bagi UKPK, krisis sebenarnya sudah berjalan sebelumnya. Turunnya sikap kritis mahasiswa IAIN Jember dan kurangnya minat terhadap dunia membaca, menulis dan meneliti menjadi persoalan yang sangat penting bagi UKPK untuk segera menyadarkan mahasiswa yang hidonis dan pragmatis tersebut. Akibatnya, pertumbuhan budaya keilmuan dikampus stagnan, sehingga prograsifitas kampus yang maju secara kuantitas SDM dan Pembangunan gedung tidak bisa diimbangi oleh kualitas SDMnya.

 

Jalan Menikung 1 : Menajadi Pemimpin Multidemensi di Era Pandemi

Kalau situasi krisis sekarang ini disikapi lagi dengan cara yang sama, maka periode 2019-2020 mungkin kita harus tetap "bersyukur" dengan keadaan stagnansi kultul keilmuan yang sama atau lebih rendah. Kalau cuma bisa mengajak bersyukur, bukan pemimpin namanya. Ini situasi krisis, Ada kesempatan yang bisa kita manfaatkan di sini. Masalahnya, akankah kita memanfaatkannya? Akankah seorang pemimpin mengambil langkah-langkah untuk memanfaatkan situasi krisis ini?. Tentunya bagi kami di UKPK mengambil peluang itu dengan baik, sehingga banyak hal yang kami lakukan saat pandemi. Kerjasama dengan berbagai instansi kami mulai kembali dengan mengadakan forum diskusi dan penelitian yang progresif. Bahkan hipotesis kami, konsistensi forum diskusi yang dilaksanakan secara virtual oleh UKPK melebihi kekonsistenan kampus dalam mengadakan forum diskusi.

‘ala kulli hal.... atas beberapa inovasi yang kami lakukan di UKPK selama pandemi, pertannyaan selanjutnya. Bagaimana dengan para pejabat yang lain di kampus..? apakah sudah melakukan inovasi sistem yang berbasis krisis di masa COVID-19 ? adakah kesamaan antara pemimpin-pemimpin tersebut sehingga kita dapat mengenali dimensi-dimensi yang paling dibutuhkan dalam menghadapi situasi pandemi ?. Jangankan para petinggi di kampus, bahkan pada level Kepemimpinan negara selama setahun belakangan memperlihatkan adanya perubahan corak kepemimpinan yang paling dibutuhkan oleh setiap organisasi, yaitu menguatnya pemimpin-pemimpin yang memiliki kapabilitas multidimensi. Di level negara, kita bisa melihat kemunculan pemimpin dengan kapasitas yang multidimensi seperti pemimpin Jerman, Selandia Baru, China, sampai dengan pemimpin di negara-negara Skandinavia. Demikian juga kepemimpinan pada level organisasi  yang secara umum terlihat menonjol dalam mengelola dan menghadapi masalah yang muncul akibat pandemi. Ada beberpaha tips yang ingin kami sampaikan kepada pembaca dalam menghadapi, terutama kepa pejabat di tingkat ORMAWA untuk menajdi pemimpin multidimensi.

Pertama, yang paling utama adalah kemampuan merencanakan dan melakukan manuver perubahan yang dapat diikuti oleh seluruh individu di dalam organisasi. Mereka adalah pemimpin yang dapat menjelaskan apa rencana yang akan mereka buat, dan apa saja yang harus disiapkan menghadapi setiap perubahan-perubahan yang terjadi sewaktu-waktu. Kemampuan merencanakan memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang lengkap tentang bagaimana organisasi dalam sistem bekerja, sehingga ia dapat memastikan bahwa setiap perencanaan dapat diterjemahkan sampai dengan level paling rinci.

Kedua, adalah pemimpin yang mampu berkomunikasi lebih sering dengan hasil yang efektif. Setiap masalah kecil, dalam abnormalitas, dapat menimbulkan efek kejut yang tidak disangka-sangka. Dia bisa membelokkan situasi kepada arah yang paling tidak diinginkan, tetapi juga sekaligus bisa mempercepat rencana yang sudah disusun dapat dijalankan secara efektif. Kemampuan berkomunikasi menjadi vital, dan sistem komunikasi yang dibangun harus mampu memberikan ruang kepada pemimpin-pemimpin tersebut untuk menginformasikan lebih sering dan lebih dini tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Ketiga adalah pemimpin yang berbela rasa tinggi. Pemimpin dengan sifat atau karakteristik berbela rasa tinggi sangat dibutuhkan dalam situasi krisis seperti pandemi yang kita hadapi hari ini. Sebagaimana dinyatakan di atas, perubahan yang terjadi secara drastis memerlukan sensitivitas yang tinggi untuk dapat dikelola dengan baik.

 

Jalan Menikung 2: Lika-Liku dan Luka-Luka Memimpin UKPK

            Teringat dengan sebuah pepatah “Pemimpin itu tidak lahir dari rahim biologis, melainkan ditempa secara ideologis” dengan artian semua manusia berhak akan kepemimpinan yang mereka miliki untuk terus mengasah dan membuat kisah yang bagus dalam memimpin versi mereka masing-masing. Era Pandemi Covid-19 memiliki tantangan tersendiri dalam menghadapi komplesitas keterpaksaan untuk melaksanakan kegitan berbasis Daring (Dalam Jaringan) bukan Luring (Luar Jaringan).

            Di masa pandemi COVID-19 kami mengalami krisi yang menahun dan berkepanjangan hingga akhir kepengurusan. Bahakan kami harus menambah beberapa bulan untuk proses regenerasi kepemimpinan di UKPK. Tidak hanya itu, krisis anggaran yang hanya mengandalkan dana operasional dari kampus harus dimaksimalkan untuk proses peberdayaan warga UKPK yang didominasi dengan krisi moniter dn krisis teknologi. Ketidaksiapan kami menghadapi pandemi mengalami gejala yang sangat fatal, selama beberapa pekan kegiatan dan peroses kaderisasi di UKPK berhenti secara masif. Tidak ada yang dapat kami lakukan, kami hanya bisa terdiam sambil meratapi nasib organisasi yang tidak menentu arahnya. Tapi sebagai seorang pemimpin yang harus siap menghadapi krisis apapun, kami melakukan koordinasi dengan pengurus dan penasehat serta pembina bahkan pendiri untuk segera berbenah.

            Merubah sikap dan pola pikir di era pandemi menjadi modal awal  untuk melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda. Pandemi Covid-19 adalah peluang sekaligus tantangan. Dikatakan peluang karena strategi dan kebijakan  dalam menghadapi sekaligus menangani persoalan menjadi kesempatan membuktikan kompetensi serta kualitas kepemimpinan di tingkat internal dan eksternal organisasi. Tidaklah mudah untuk mencari solusi saat pandemi. Tetapi, tidak mudah bukan berarti tidak akan muncul solusi yang efektif untuk melaksanakan kegiatan di era pandemi. Pada setiap organisasi, baik bisnis maupun birokrasi, bahkan pemimpin pada level negara-bangsa, mereka yang dapat menunjukkan kapasitas tersebut di ruang publik akan memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk menjadi pemimpin besar ketika pandemi sudah berangsur-angsur normal seperti yang sekarang sudah mulai kita rasakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbaikan Akidah Menurut Ibnu Rusyd: Pemikiran yang Relevan Hingga Kini

 Akidah atau keyakinan adalah hal mendasar yang membentuk identitas spiritual dan pandangan hidup seseorang. Dalam sejarah pemikiran Islam, ...